src="https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.8.3/jquery.min.js" type="text/javascript">

Minggu, 06 November 2011

Cerita tentang Gelas


Sangatta memang kota yang luar biasa. Saya datang hanya membawa sekotak kardus besar berisi baju-baju, buku, beberapa sprei dan bed cover, dan sebuah hiasan dinding kado pernikahan dari teman.
Alhamdulillah, bertubi-tubi kemudahan diberikan Tuhan, sehingga kami nyaman tinggal di rumah baru kami. Sebelum PP perabot rumah kami datang, entah bagaimana ceritanya, kami diberi pinjaman perabot karyawan lain yang resignmendadak sebelum masa kontrak habis. Beruntung bagi kami, karena orang tersebut juga meninggalkan semua peralatan dapurnya, sehingga kami tidak perlu bersusah payah membeli barang pecah belah. Beberapa piring dan mangkuk melamin, sebuah gelas kopi besar, empat buah gelas kecil kembang, dan sebuah gelas kecil polos.
Beberapa bulan kami di sini, satu persatu gelas itu pecah. Entah bagaimana kejadiannya, saya lupa. Gelas yang besar retak setelah dituang air mendidih, dan gelas-gelas lainnya pecah karena kesempar. Sekarang tinggal dua biji, yang polos dan yang kembang. Yang polos buat tempat jelantah ikan, dan yang kembang buat jelantah gorengan.
Beruntung, masih ada setengah lusin cangkir beling berwarna coklat tua, kado dari teman kantor di Sangatta awal kami datang kemari. Cangkir itulah yang biasa kami pakai, setelah mendiang gelas-gelas itu pecah. Sehari dua hari, seminggu dua minggu, lama-lama kami terbiasa minum air putih dengan cangkir itu. Baik membuat susu, minum setelah makan, minum karena haus, menyajikan minum untuk tamu, dll, kami memakai cangkir itu.
Kami terbiasa. Tapi jika ada teman-teman suami datang, rasanya tidak lazim menyajikan air dingin dari kulkas dengan cangkir yang umumnya dipakai untuk menyajikan teh hangat itu. Akhirnya minggu lalu kami memutuskan membeli setengah lusin gelas plastik seharga dua belas ribu. Pelit iya. Tapi bukan itu. Di sini desain gelas yang dijual tidak sesuai dengan selera. Sangat konvensional. Sementara di rumah, masih ada satu lemari kado dari teman-teman. Beberapa diantaranya adalah gelas-gelas yang cantik, simple, minimalis, dan cocok untuk pasangan muda seperti kami. Maksud saya, jika diberi kesempatan mudik nanti, saya akan membawanya beberapa. Tapi ya sudahlah. Kami belum tahu kapan kesempatan itu datang.
Tadi malam kami sempatkan berkeliling ke toko 'Pelangi', semacam toko Istana Kado kalau di Jogja. Kami datang ke sini karena melihat barang-barang dari luar tampak lebih masa kini. Ternyata benar, ada beberapa boneka Angry Bird di sini. Tapi tetap saja, Sangatta oh Sangatta. Koleksi gelasnya itu-itu saja :'( Akhirnya pilihan kami jatuh pada gelas bertangkai dengan hiasan bunga yang manis. Lumayan juga, saya pernah membeli semacamnya di Progo. Bedanya, di sini dijual eceran lima ribu rupiah. Karena tinggal empat biji, maka semua kami beli. Semoga dengan hadirnya gelas-gelas ini, kami bisa lebih proper dalam menjamu tamu. Kalau buat kami sehari-hari, cukup pakai gelas atum saja :-)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

src="https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.8.3/jquery.min.js" type="text/javascript">